Antara kemampuan dan Ketidakpercayaan Diri

Lihat Acara TV, Eyang Subur lagi…Eyang Subur lagi… betul..betul..betul..? ternyata gak cuma artis aza yang cari “Eyang”, para pekerja pun banyak yang mencari “Eyang” dengan berbagai alasan. ada yang ingin karirnya menajak.. ada yang ingin jadi orang kepercayaan Boss, ada yang ingin “Cari Muka” ada juga yang takut posisinya ke geser orang lain. Mungkin itulah sebagian alasan orang mengapa mencari “Eyang” tanpa melihat akan akibatnya.

Lalu bagaimana Pandangan Islam jika ada orang yang datang ke dukun/”Eyang” ?? di TV juga dah dibahas… dari 40 hari ibadahnya gak di terima sampai yang paling berat sekalipun dah di sampaikan oleh ulama di infotainment. Masihkah kita berani datang ke “Eyang” ?

Ingatlah Tentang Syariat, Tarikat, Hakikat, Makrifat dimana :

Syariat  adalah (tatacara atau aturan), sebelum seseorang memenuhi undangan untuk menghadap sang raja tentu ada aturan-aturan yang harus dipenuhi terlebih dahulu, misalnya harus bersih, memakai pakaian rapi dan sopan, dll. (tatacara sholat)

Tarikat adalah (pelaksanaan atau praktek), Apabila tatacaranya sudah dipelajari dengan baik kemudian dilaksanakan maka bisa dikatakan sudah melewati wilayah syariat dan memasuki wilayah tarikat (praktek), sudah bersih, memakai pakaian yg rapi dan sopan, dan sudah sampai didepan gerbang istana sang raja. (sudah mejalankan sholat)

Hakikat adalah (tatakrama atau adab), bukan sekedar aturan dan prakteknya saja, disini lebih mengutamakan penggunaan rasa, secara aturan meminta tambahan minum atau minta minuman yang sesuai dengan selera pada pelayan raja memang tidak dilarang bahkan para pelayan sudah diberi perintah oleh raja untuk melayani para undangan sebaik-baiknya, namun bila ditimbang dengan rasa maka itu akan menjadi berkurang tatakramanya, kurang dalam bersopan santun. Diundang ke istana itu suatu kehormatan, tapi masih minta dilayani yang bermacam-macam. (sholat itu anugrah tapi masih minta dikasih pahala, surga, bidadari, dll)

Makrifat adalah (penyaksian atau pertemuan), dalam ruang pertemuan sang raja tentunya amat megah, semua terbuat dari emas permata, ada aneka hidangan lezat yang belum pernah dilihat sebelumnya, ada para pejabat, ada menteri, ada patih, ada panglima dengan pakaian yang semuanya serba gemerlap, bila tidak waspada maka akan silau dan terpesona dengan itu semua, sehingga lupa tujuan semula untuk bertemu dengan sang raja. Ada yang bilang diatas rasa ada yang namanya rasa sejati, dengan itu mungkin bisa terhindar dari silau dan terpesona kemegahan sang raja, dan bisa selamat untuk bertemu dengan sang raja.

Source: filsafat.kompasiana.com/2012/11/18/yang-ringan-ringan-tentang-syariat-tarikat-hakikat-makrifat-504051.html

kembali ke Laptop…. Antara kemampuan dan Ketidakpercayaan Diri. Jika kita sebagai pekerja, tunjukanlah kemampuan ada dalam bekerja.. berprestasilah.. Insya Allah Atasan pun akan melihatnya.. kecuali atasan ngelihat anda dah menunjukan kemampuan dalam bekerja, loyalitas tinggi dsb tetap gak dianggap, kemungkinan dianggapnya kia selalu legowo/nerima apa adanya, jadi di biarkan saja..

Jika Kita sebagai Pejabat, Bupati umpamanya.. Bekerjalah dengan baik.. sejahterakanlah Masyarakat jangan sejahterakan “Kroni” dengan jabatan tersebut. nanti pun masyarakat akan menilai bahwa di kepemimpinan kita tersebut ada peningkatan kesejahteraan.. infrastruktur bagus, lowongan pekerjaan banyak, gaji UMR di jalankan, Biaya hidup bisa di tekan, pendidikan terjamin.. terntu masyarakat akan memilih kita kembali untuk kedua kalinya.. kalo di periode kedua semakin meningkat lagi… rakyat pasti akan mengharapkan kita untuk memimpik ketiga kalinya.. tapi sayang terbentur aturan.. hehehehe Sok tahu tempe aza nich sariful…

Intinya, tunjukan lah Bahwa Kita bisa dengan kepercayaan diri yang tinggi, dan jangan tutupi ketidakmampuan kita dengan bantuan Eyang, karena akan menyengsarakan kita kelak. janganlah saling sikut kiri dan kanan, bekerjalah dengan kekeluargaan. janganlah mencelakakan orang dengan bantuan Eyang, tapi rangkulah dan bekerjasamalah agar pekerjaan kita lebih mudah.

perdukunan

Jurus ampuh untuk menolah “Eyang” adalah :
Kita punya anak, jika kita jahat terhadap orang.. maukah suatu saat anak kita di jahatin sama Orang ? Ingat !!!! hukum karma itu ada lho…

 

4 thoughts on “Antara kemampuan dan Ketidakpercayaan Diri

  1. saya suka kalimat ini

    >>Antara kemampuan dan Ketidakpercayaan Diri. Jika kita sebagai pekerja, tunjukanlah kemampuan anda dalam bekerja.. berprestasilah..

    super gan,,

  2. Sebenar nya bingung sekali dengan kepercayaan ini masih mendarah daging di masyarakata kita. Bahkan sulit sekali untuk menghilangkan nya, baik yang berpendidikan tinggi sekalipun masih sangat percaya akan hal ini.
    Terima kasih atas Artikel nya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *